Tugas 4 Artikel mengenai Meningkatkan Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan Melalui Value
Meningkatkan Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan Melalui Value
Ni Luh Putu Ita Suwarningsih, Irfan Rafli Sidik, dan Alivia Naila Izzah dari Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Ada berbagai macam upaya untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan, salah satunya melalui Customer Value. Loyalitas pelanggan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu usaha, oleh karenanya perusahaan akan sangat memperhatikan suara dari pelanggan, perusahaan akan memaksimalkan kualitas pelayanan dan produk yang dihasilkan agar pelanggan merasa puas dan sebanding dengan pengorbanan atau semua yang dikeluarkan pelanggan untuk mendapatkan produk yang mereka inginkan. Kepuasan pelanggan dapat memengaruhi loyalitas, pelanggan yang puas cenderung tetap loyal lebih lama. Jika kepuasan pelanggan dan loyalitasnya sudah didapatkan, pelanggan akan melakukan pembelian berulang secara teratur, membeli antar lini produk barang dan jasa, mereferensikan kepada orang lain, dan menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.
Kata kunci: Customer Value, Kepuasan Pelanggan, Loyalitas Pelanggan
PENGANTAR
Value adalah nilai yang diperoleh konsumen sesuai dengan yang dibayarkan. Value juga bisa dinyatakan sebagai suatu nilai yang melekat pada suatu barang atau jasa yang diberikan sesuai dengan yang dibayarkan. Menjadi seorang pengusaha dalam membentuk sebuah value yang nantinya akan diberikan kepada konsumen merupakan hal yang sangat penting. Karena sebelum membuat sebuah produk atau menawarkan sebuah jasa tentu kita harus tahu value atau nilai apa yang akan kita tawarkan. Value yang kita ingin tawarkan juga harus memerhatikan segmen pasar agar value yang dirasakan berfungsi secara maksimal atau memberikan kepuasan yang maksimal. Setelah menentukan segmennya, tentu kita akan mengadakan iklan dalam menawarkan value dari produk maupun jasa. Yang harus dijaga oleh seorang pengusaha dalam memasarkan produknya adalah kepercayaan seorang konsumen.
Kepercayaan seorang konsumen harus dijaga, misalkan dari segi value yang ditawaran. Value yang ditawarkan dengan yang diperoleh konsumen haruslah sesuai agar konsumen tidak kecewa. Total manfaat yang diperoleh pelanggan adalah nilai moneter yang dirasakan dari penawaran yang diberikan baik dari sisi ekonomi, fungsional, dan psikologis yang diharapkan pelanggan dari penawaran pasar tertentu karena produk, layanan, orang, dan citra. Sedangkan total biaya pelanggan adalah kumpulan biaya yang dirasakan pelanggan yang harus dikeluarkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, dan membuang penawaran pasar yang diberikan, termasuk biaya moneter, waktu, energi, dan psikologis. Misalkan pembeli untuk perusahaan konstruksi ingin membeli traktor untuk konstruksi perumahan, disana pelanggan akan menialai dan mengevaluasi kinerja dari traktor tempat ia membeli. Seperti apakah kinerjanya baik, apakah bahan bakarnya cepat habis atau apakah traktornya sering rusak. Semua nilai yang dirasakan pelanggan terhadap produk tentu akan dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
Nilai yang dirasakan pelanggan adalah kerangka kerja bermanfaat yang berlaku untuk banyak situasi dan menghasilkan wawasan yang kaya. Ini menunjukkan bahwa penjual harus menilai total manfaat pelanggan dan total biaya pelanggan yang terkait dengan setiap tawaran pesaing untuk mengetahui bagaimana harga penawarannya sendiri dalam pikiran pembeli. Ini juga menyiratkan bahwa penjual yang kurang beruntung memiliki dua alternatif: meningkatkan total manfaat pelanggan atau menurunkan total biaya pelanggan.
Banyak perusahaan secara sistematis mengukur seberapa baik mereka memperlakukan pelanggan, mengidentifikasi faktor-faktor yang membentuk kepuasan, dan mengubah operasi dan pemasaran sebagai hasilnya. Pelanggan yang sangat puas umumnya tetap loyal lebih lama, membeli lebih banyak ketika perusahaan memperkenalkan produk-produk baru dan yang ditingkatkan, berbicara dengan baik kepada yang lain tentang perusahaan dan produk-produknya, kurang memperhatikan merek pesaing dan kurang peka terhadap harga, menawarkan produk atau ide layanan kepada perusahaan, dan biaya lebih sedikit untuk melayani daripada pelanggan baru karena transaksi dapat rutin dilakukan.
Kepuasan dan loyalitas pelanggan
Hubungan antara kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan tidak proporsional. Misalkan kepuasan pelanggan dinilai pada skala dari 1 sampai 5. Pada tingkat kepuasan yang sangat rendah (level 1), pelanggan cenderung meninggalkan perusahaan dan bahkan menjelek-jelekkannya. Pada level 2 hingga 4, pelanggan cukup puas tetapi masih merasa mudah untuk beralih ke penawaran yang lebih baik. Pada level 5, pelanggan sangat mungkin untuk membeli kembali dan bahkan menyebarkan kabar baik tentang perusahaan. Kepuasan atau kegembiraan yang tinggi menciptakan ikatan emosional dengan merek atau perusahaan, bukan hanya preferensi rasional. Namun pelanggan mendefinisikan kinerja yang baik secara berbeda. Pengiriman yang baik dapat berarti pengiriman awal, pengiriman tepat waktu, atau kelengkapan pemesanan, dan dua pelanggan dapat melaporkan “sangat puas” karena alasan yang berbeda.
Yang satu mungkin mudah terpuaskan sebagian besar waktu, dan yang lain mungkin sulit untuk menyenangkan tetapi senang pada kesempatan ini. Penting juga untuk mengetahui seberapa puas pelanggan dengan pesaing untuk menilai “pangsa dompet” atau berapa banyak pengeluaran pelanggan yang dinikmati merek perusahaan: Semakin tinggi konsumen menentukan peringkat merek perusahaan dalam hal kepuasan dan kesetiaan, semakin besar kemungkinan pelanggan untuk membeli merek tersebut. Perusahaan menggunakan berbagai metode untuk mengukur kepuasan pelanggan. “Wawasan Pemasaran: Promotor Bersih dan Kepuasan Pelanggan” menjelaskan mengapa beberapa perusahaan percaya satu pertanyaan yang dirancang dengan baik adalah semua yang diperlukan untuk menilai kepuasan pelanggan.
Beberapa perusahaan berpikir mereka mendapatkan rasa kepuasan pelanggan dengan menghitung keluhan, tetapi penelitian menunjukkan bahwa sementara pelanggan tidak puas dengan pembelian mereka sekitar 25 persen dari waktu, hanya sekitar 5 persen yang mengeluh. 95 persen lainnya merasa mengeluh tidak sebanding dengan usaha atau tidak tahu bagaimana atau kepada siapa mengeluh, dan mereka hanya berhenti membeli. Dari pelanggan yang mengeluh, 54 persen hingga 70 persen akan melakukan bisnis dengan organisasi lagi jika keluhan mereka diselesaikan. Angka itu naik menjadi 95 persen mengejutkan jika pelanggan merasa keluhan itu diselesaikan dengan cepat. Pelanggan yang keluhannya diselesaikan dengan baik memberi tahu rata-rata lima orang tentang perlakuan baik yang mereka terima.
Perusahaan harus berusaha membangun loyalitas untuk koneksi yang kuat dan bertahan lama dengan pelanggan. Satu set peneliti melihat kegiatan membangun retensi sebagai menambahkan manfaat keuangan, manfaat sosial, atau ikatan struktural. Berinteraksi erat dengan Pelanggan Mendengarkan pelanggan sangat penting untuk manajemen hubungan pelanggan.
Konsumen memiliki berbagai tingkat loyalitas terhadap merek, toko, dan perusahaan tertentu. Loyalitas telah didefinisikan sebagai “komitmen yang dipegang teguh untuk membeli kembali atau mem-repatronisasi produk atau layanan yang disukai di masa depan terlepas dari pengaruh situasional dan upaya pemasaran yang berpotensi menyebabkan perilaku menukar. Proposisi nilai terdiri dari seluruh kelompok manfaat yang diberikan perusahaan berjanji untuk memberikan value lebih dari posisi inti dari penawaran. Misalnya, penentuan posisi inti Volvo adalah “keselamatan,” tetapi pembeli dijanjikan lebih dari sekadar mobil yang aman, manfaat lain termasuk kinerja yang baik, desain, dan keamanan bagi lingkungan. Proposisi nilai dengan demikian merupakan janji tentang pengalaman yang dapat diharapkan pelanggan dari penawaran pasar perusahaan dan hubungannya dengan pemasok.
Tidak selalu pelanggan terbesar perusahaan yang menghasilkan laba paling besar. Pelanggan terkecil membayar harga penuh dan menerima layanan minimal, tetapi biaya bertransaksi dengan mereka dapat mengurangi keuntungan mereka. Pelanggan menengah yang menerima layanan baik dan membayar hampir harga penuh seringkali merupakan yang paling menguntungkan. Profitabilitas Pelanggan Pelanggan yang menguntungkan adalah orang, rumah tangga, atau perusahaan yang dari waktu ke waktu menghasilkan aliran pendapatan yang melebihi jumlah yang dapat diterima, arus biaya perusahaan untuk menarik, menjual, dan melayani pelanggan itu.
Ada berbagai macam upaya yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk dapat meningkatkan volume penjualan atas produknya. Salah satunya adalah dengan cara meningkatkan loyalitas pelanggan kepada produk tersebut. Loyaltas pelanggan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu usaha.
Dengan memiliki pelanggan tetap maka suatu perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan suatu perusahaan yang tidak memiliki pelanggan tetap. Indikator suatu pelanggan dapat dikatakan sebagai pelanggan yang memiliki loyalitas tinggi kepada perusahaan ialah pelanggan tersebut akan mengatakan hal-hal baik atau positif tentang perusahaan dan produknya kepada khalayak ramai dengan cara ulasan cerita atau pengalaman yang pernah mereka dapatkan.
Selain itu pelanggan yang loyal akan menyarankan kepada orang terdekatnya untuk membeli atau menggunakan produk yang telah mereka pakai atas implikasi pengalaman positif yang didapatkan sebelumnya. Atas dasar pengalaman positif tersebut, pelanggan tentunya akan berpikir untuk membeli kembali produk dari perusahaan sehingga menimbulkan perulangan yang dilandasi dari kesetiaan.
Untuk dapat memiliki pelanggan yang loyal, suatu perusahaan perlu menciptakan nilai lebih atas produk yang dihasilkan yaitu melalui customer value. Customer value merupakan selisih atau perbandingan antara manfaat atau semua yang didapatkan konsumen atau pelanggan terhadap pengorbanan atau semua yang dikeluarkan pelanggan untuk mendapatkan produk yang mereka inginkan.
Menurut Kotler customer value atau nilai pelanggan yang lebih baik dibandingkan dengan apa yangpesaing berikan akan membuat terjadinya kepuasan pelanggan dan kepuasan pelanggan tersebut akan berperan dalam menciptakan loyalitas pelanggan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai pelanggan dapat dijabarkan sebagai berikut:
- Total Benefit : Benefit product, benefit of service, benefit of personal, dan benefit of image
- Total Cost : Monetary cost, time cost, energy cost, dan psychology cost.
Benefit atau manfaat yang didapatkan pelanggan dapat diperinci atas produknya, pelayanannya, orangnya serta image atau gambaran perusahaannya. Pelanggan puas jika produk yang mereka dapat sesuai dengan ekspektasi yang telah mereka duga sebelum membelinya. Mereka juga puas jika orang-orang yang terlibat dalam pemasaran produk tersebut dapat melayani mereka dengan ramah dan sesuai harapan. Serta mereka akan semakin puas jika produk dan perusahaan tersebut telah memiliki nama baik dimata masyarakat, sehingga akan menambah percaya diri pelanggan dalam memakai produk.
Sedangkan untuk total cost atau pengorbanan pelanggan dapat dirinci atas jumlah uang yang harus dikeluarkan, waktu yang dikorbankan, energi yang terbuang serta psikologi pelanggan sendiri. Jika total benefit lebih tinggi dari total cost maka menandakan semakin tiggi nilai pelanggan yang didapatkan perusahaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa konsumen puas atas apa yang telah perusahaan berikan. Akan tetapi jika total benefit kurang dari total cost maka nilai pelanggan yang didapatkan perusahaan akan berkurang dan membuat pelanggan tidak puas akan produk perusahaan.
Harapannya perusahaan dapat meningkatkan superior customer value dengan cara membuat produk yang berkualitas lebih tinggi dari kompetitor walaupun harganya sedikit lebih mahal atau dengan cara menurunkan harga dari harga pasaran akan tetapi tetap menciptakan produk yang berkualitas, sehingga dapat menambah nilai pelanggan dan meningkatkan loyalitas pelanggan kepada perusahaan.
Kualitas layanan kepada pelanggan menjadi sangat penting, hal ini berkorelasi dengan customer satisfaction (kepuasan pelanggan) hingga tujuan terakhirnya dapat meningkatkan loyalitas pelanggan pelanggan. Sedangkan nilai harapan dari pelanggan yang berupa perceived value juga harus dipenuhi oleh perusahaan sehingga akan berdampak pada kepuasan dan loyalitas pelanggan. Kepuasan yang dirasakan pelanggan akan mempengaruhi loyalitas. Kepuasan pelanggan terjadi apabila harapan pelanggan sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakannya, bahkan melebihi harapannya. Harapan pelanggan diyakini berperan dalam menentukan kualitas layanan dan kepuasan pelanggan, karena adanya harapan pelanggan suatu perusahaan akan berusaha memberikan layanan yang berbeda dibandingkan perusahaan lain dalam rangka memuaskan pelanggannya.
Menurut Kotler (2008:43) bahwa kepuasan pelanggan adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya. Pelanggan merasa puas kalau harapan mereka terpenuhi, dan merasa amat gembira kalau harapan mereka terlampaui. Pelanggan yang puas cenderung tetap loyal lebih lama, membeli lebih banyak, kurang peka terhadap perubahan harga dan pembicaraannya menguntungkan perusahaan. Oliver dalam Barnes (2003:64) menyatakan kepuasan adalah tanggapan pelanggan atas terpenuhinya kebutuhan yang berarti bahwa penilaian pelanggan atas barang atau jasa memberikan tingkat kenyamanan yang terkait dengan pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk pemenuhan kebutuhan yang tidak sesuai harapan atau pemenuhan yang melebihi harapan pelanggan. Berdasarkan definisi para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan posisi aktual dimana perasaan pelanggan melampaui ekspektasi atau harapan yang didapatkan dari manfaat produk. Sebaliknya jika pelanggan tidak merasakan kinerja dari produk tidak sesuai dengan harapannya maka mereka akan mengalami perasaan yang tidak terpuaskan.
Loyalitas pelanggan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan, karena bila perusahaan mempunyai pelanggan yang loyal akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan dari pembelian berulang yang dilakukan oleh pelanggan loyal. Semakin lama loyalitas pelanggan, maka semakin besar laba yang diperoleh perusahaan dari satu pelanggan. Oleh karena itu, memiliki pelanggan yang loyal menjadi prioritas dan strategi utama para pemasar. Pada kenyataanya program meretensi pelanggan dan membuat pelanggan loyal biayanya lebih murah daripada mencari pelanggan baru. Loyaltas pelanggan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu usaha. Menurut Griffin (2003:31), loyalitas dapat didefinisikan berdasarkan perilaku membeli, pelanggan yang loyal adalah orang yang :
- Melakukan pembelian berulang secara teratur
- Membeli antar lini produk barang dan jasa
- Mereferensikan kepada orang lain
- Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing
perusahaan harus memperhatikan empat hal di atas untuk bisa tetap mendapatkan pelanggan yang loyal serta mempertahankan dari ancaman pesaing.
Menurut Griffin (2003:22) jenis-jenis loyalitas dibagi menjadi empat macam yaitu:
- Tanpa loyalitas
Pelanggan tidak loyal terhadap produk atau jasa tertentu, secara umum, perusahaan harus menghindari membidik para pembeli jenis ini karena tidak akan menjadi pelanggan yang loyal, berkontribusi sedikit pada kekuatan keuangan perusahaan. Tantangannya adalah menghindari membidik sebanyak mungkin orang-orang seperti ini dan lebih memilih pelanggan yang loyalitasnya dapat dikembangkan.
- Loyalitas yang lemah
Keterikatan yang rendah digabung dengan pembelian berulang yang tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah. Pembeli seperti ini membeli karena kebiasaan. Dengan kata lain, faktor non sikap dan faktor situasi merupakan alasan utama pembeli. Pembeli merasakan tingkat kepuasan tertentu dengan perusahaan atau minimal tidak ada kepuasan nyata. Loyalitas ini paling umum terjadi pada produk yang sering dibeli. Pembeli jenis ini rentan beralih ke produk pesaing yang dapat menunjukkan manfaat yang jelas.
- Loyalitas Tersembunyi
Tingkat preferensi yang tinggi digabung dengan tingkat pembelian berulang yang rendah menunjukkan loyalitas tersembunyi. Bila pelanggan memiliki loyalitas yang tersembunyi, pengaruh situasi yang mempengaruhi dalam penentuan pembelian ulang atau tidak.
- Loyalitas Premium
Jenis loyalitas ini adalah jenis loyalitas yang paling dapat ditingkatkan, hal ini dapat terjadi bila ada ketertarikan yang tinggi dan tingkat pembelian yang tinggi pula. Pada tingkat preferensi tersebut orang bangga karena menemukan dan menggunakan produk tertentu dan senang membagi pengetahuan mereka dengan keluarga. Para pelanggan ini menjadi pendukung vokal produk dan jasa tersebut, dan selalu menyarankan orang lain untuk membelinya.
Pembagian jenis-jenis loyalitas secara lengkap bisa dilihat pada Tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1 Empat Jenis Loyalitas
Keterikatan Relatif
|
Tinggi | Rendah | |
Tinggi | Loyalitas Premium | Loyalitas Tersembunyi | |
Rendah | Loyalitas yang lemah | Tanpa Loyalitas |
Sumber : Griffin (2003: 22)
Nilai merupakan persepsi konsumen tentang apa yang mereka terima dan dengan apa yang mereka sediakan. Apa yang mereka terima dapat berupa manfaat, atau utilitas, sedangkan yang mereka berikan adalah biaya atau pengorbanan. Persepsi sendiri adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia. Menurut Fu et al (2017), strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan nilai pelanggan jika mereka memahami sifat serta dampak dari data kuantitatif dan kualitatif tentang faktor-faktor apa saja yang memengaruhi.
Seperti dalam konteks pemasaran produk makanan melalui penelitian yang dilakukan oleh Ge et al (2018). Menunjukkan dampak pengurangan ukuran porsi pada nilai yang dirasakan konsumen dari makanan tergantung pada persepsi kualitas makanan dan niat beli konsumen. Pemasar harus berupaya memahami kebutuhan, keinginan, dan permintaan pasar sasaran. Kebutuhan dan keinginan akan menjadi permintaan bila didukung oleh kemampuan melakukan pembelian. Agar pembelian terhadap suatu produk bisa memuaskan, produk yang ditawarkan harus mampu memberikan manfaat bagi pelanggan. Konsumen akan memilih tawaran yang dianggap memberikan nilai yang paling banyak dan paling baik.
Kepuasan Konsumen
Adalah hal yang kompleks dan sangat tergantung pada konsep spesifik konteks dan analitik. menurut (Giese dan Cote,2000) ada tiga komponen umum. Yaitu, kepuasan konsumen (emosional atau kognitif), fokus khusus (harapan, produk, pengalaman konsumsi, tanggapan yang terjadi pada waktu tertentu (setelah melakukan konsumsi, melakukan pemilihan berdasar akumulasi pengalaman). Kepuasan akan suatu produk ditentukan oleh perbandingan antara apa yang diharapkan dan apa yang dirasakan.
Loyalitas Konsumen
Griffin (2005) berpendapat bahwa mengelola loyalitas pelanggan dapat memberikan keuntungan terhadap upaya bisnis dalam menghemat biaya perusahaan. Biaya tersebut meliputi:
- Biaya pemasaran
- Biaya transaksi
- Biaya perputaran
- Biaya kegagalan
- Meningkatkan Cross selling.
Hermawan Kartajaya (2003) membagi tahapan loyalitas pelanggan kedalam 5 tingkatan, diantaranya:
- Terrorist Customer
Merupakan pelanggan yang memberikan nilai buruk pada perusahaan karena karena ketidaksukaan atau ketidakpuasan mereka terhadap layanan yang diberikan perusahaan.
- Transactional Customer
Adalah pelanggan yang memiliki hubungan dengan perusahaan hanya sebatas transaksi. Pelanggan seperti ini mudah datang dan pergi, sebab tidak memiliki hubungan yang baik dengan produk atau perusahaan itu sendiri.
- Relationship Customer
Pelanggan jenis ini memiliki ekuitas yang lebih tinggi dibanding dua tipe pelanggan sebelumnya. Pelanggan jenis ini telah melakukan pembelian berulang terhadap produk perusahaan.
- Loyal Customer
Pada tahap ini, pelanggan tidak hanya melakukan pembelian berulang, tapi juga loyal terhadap merek perusahaan tersebut.
- Advocator customer
Pelanggan jenis ini merupakan tingkatan tertinggi dari jenis pelanggan sebelumnya. Di tahap ini pelanggan menjadi aset yang besar bagi perusahaan. karena pelanggan jenis ini akan selalu membela produk dan perusahaan tersebut.
KESIMPULAN
Value adalah nilai yang diperoleh konsumen sesuai dengan yang dibayarkan. Nilai yang ditawarkan harus sesuai dengan yang diberikan. Sangatlah penting menjaga kepercayaan, dengan memberikan kepuasan maksimum dan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap perusahaan. Hal ini mengakibatkan konsumen akan tetap berlangganan saat kita slalu mampu menjaga kepercayaan dan memberikan kepuasan maksimum.
REFERENSI
Kotler PT, Keller KL (2016) . A Framework for Marketing Management-Pearson. Printed and bound by Courier Westford in The United States of America. pp 78-91
Fathin, M. Ulinnuha. 15 Januari 2019. Meningkatkan Loyalitas Pelanggan Melalui Customer Value. Kompasianahttps://www.kompasiana.com/ulinnuha14/5c3b0e58c112fe7d721dc98b/meningkatkan-loyalitas-pelanggan-melalui-customer-value
Gantara, gery, dkk. Jurnal Administrasi Bisnis Vol.1 No. 1 April 2013 http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/9/1544
Fathin MU. 2019. Meningkatkan Loyalitas Pelanggan Melalui Customer Value. https://www.kompasiana.com/ulinnuha14/5c3b0e58c112fe7d721dc98b/meningkatkan-loyalitas-pelanggan-melalui-customer-value
mursalim. (2009). ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKETVALUE ADDED DAMPAKNYA TERHADAPNILAI PERUSAHAAN. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No.3 September 2009, hal. 498 – 505
Endah, p. Pengaruh perceived valuepada loyalitas konsumen yang dimediasi oleh kepuasan konsumen dan dimoderatori oleh gender.