Feb
2013
Pil Mempengaruhi Wanita dalam Memilih Pasangan
Menggunakan pil kontrasepsi ternyata dapat berpengaruh pada wanita dalam memilih pasangan. Para peneliti mengklaim bahwa wanita yang memakai pil kontrasepsi ketika bersama dengan kekasih ataupun pasangannya ternyata memiliki ketertarikan secara seksual yang lebih sedikit terhadap pasangannya. Namun, mereka cenderung lebih senang dengan hal lain dalam hubungannya, dan sebagai hasilnya mereka lebih kecil kemungkinannya untuk berpisah.
Penelitian yang dipublikasikan oleh Proceedings of the Royal Society B ini, memberikan pertanyaan kepada lebih dari 2500 responden wanita dari beberapa negara dan termasuk Inggris sendiri mengenai aspek yang berbeda tentang hubungan responden dengan pasangan maupun anak pertama mereka.
Dan pada penelitian tersebut didapatkan bahwa secara keseluruhan wanita menggunakan pil selama bersama dengan pasangannya, memiliki hubungan yang lebih lama, dengan rata-rata selama 2 tahun dan lebih kecil kemungkinannya untuk berpisah.
Penelitian ini juga menemukan adanya kesamaan dengan penelitian sebelumnya di Starling University oleh tim peneliti yang sama pula, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita cenderung tertarik dengan pasangan yang memiliki ketidaksamaan secara genetis pada diri mereka termasuk melalui bau badan. Namun ketika responden sedang menggunakan pil, mereka lebih memilih beralih ke bau yang secara genetis lebih mirip. Peneliti mengatakan bahwa hal ini memberi kesan wanita yang menggunakan pil memilih pria yang sebaliknya berbeda dari yang sebelumnya mereka pilih.
Dr. Craig Roberts yang memimpin penelitian mengatakan bahwa hasil tersebut dikarenakan bayi yang dihasilkan akan cenderung lebih sehat dan hal itu merupakan bagian dari chemistry bawah sadar akan ketertarikan antara pria dan wanita. Dan secara serupa, pilihan bawah sadar wanita berubah seiring waktu, sehingga selama siklus menstruasi di masa non fertil, wanita akan lebih tertarik pada pria yang lebih perhatian dan dapat diandalkan, atau dengan kata lain good dads.
Dr. Craig juga mengatakan bahwa tingkatan hormon wanita yang menggunakan pil tidak banyak berubah selama sebulan dan paling erat mencerminkan karakteristik fase non fertil dari siklus menstruasi. Dan ia menyimpulkan bahwa sepertinya pemilihan tersebut dibentuk oleh tingkatan hormon, sehingga pilihan dari wanita yang menggunakan pil tidak berubah selama ovulasi dengan cara yang terlihat secara normal pada siklus wanita. Ia juga menyarankan agar para wanita mengganti jenis kontrasepsi mereka untuk mengetahui apa yang sebenarnya mereka rasakan. Memilih kontrasepsi yang sifatnya non hormonal selama beberapa bulan sebelum menikah bisa jadi salah satu cara bagi wanita untuk melihat atau memastikan kembali bahwa ia masih tertarik kepada pasangannya.