[Al-Islam edisi 731, 28 Muharram 1436 H-21 November 2014 M]
Selasa malam (18/11 2014) Jokowi–JK tanpa ragu mengumumkan kenaikan harga BBM. Harga premium dan solar naik Rp 2.000 perliter. Premium menjadi Rp 8.500 perliter dan solar menjadi Rp 7.500.
Banyak alasan palsu dibuat Pemerintah untuk membenarkan tindakannya menaikkan harga BBM itu. Hampir semuanya adalah alasan lama yang diputar ulang.
Beberapa Alasan Palsu
- Subsidi BBM salah sasaran.
Faktanya, menurut data BPH Migas tahun 2013, pengguna BBM bersubsidi adalah 1% transportasi laut, 2% untuk keperluan rumah tangga, 5% untuk perikanan dan sisanya 92% untuk transportasi darat. Besaran 92% transportasi darat itu terdiri dari: 40% sepeda motor, 53% mobil pribadi, 4% mobil barang (truk dan pick up) dan 3% bus (kata dan data.co.id, 6/6/14).
Pengguna mobil pribadi bukan menghabiskan 53% dari total BBM bersubsidi, tetapi 53% dari 92%, artinya hanya 48.76%. Selain itu banyak di antara mobil pribadi itu sudah tua. Banyak mobil dipakai sebagai angkutan baik angkot, minibus, disewakan, angkutan antarjemput atau lainnya; untuk sarana distribusi produk hasil UKM; bahkan untuk berjualan.
Menurut data Susenas tahun 2010, pengguna BBM sebagian besar adalah kelompok menengah bawahdan miskin 65% dan menengah 27%. Sisanya, kelompok menengah ke atas hanya 6% dan kaya hanya 2%.
Menurut data Korp Lalu Lintas Kepolisian RI, jumlah kendaraan yang beroperasi di seluruh Indonesia tahun 2013 adalah 104,211 juta unit; terdiri dari 86,253 juta unit (82,7%) sepeda motor, 10,54 juta unit (10,1%) mobil penumpang, 5,156 juta unit (5%) mobil barang (truk, pick–up dan lainnya), 1,962 juta (1,9%) mobil bus dan sisanya kendaraan khusus (Kompas.com, 14/4/2014).
Jadi pemilik mobil pribadi hanya kurang dari 10 juta (atau 50 juta jika beserta keluarganya) dari 250 juta penduduk negeri ini. Itu pun banyak di antaranya bukan mobil mewah. Alhasil, sebanyak 200 juta orang yang menikmati subsidi BBM jelas adalah rakyat biasa.
Akibat kenaikan harga BBM, semua rakyat kena dampak. Pengguna kendaraan bermotor yang jumlahnya 100 juta orang lebih adalah yang pertama dan langsung kena dampak. Rakyat yang tak punya kendaraan bermotor juga kena dampak. Pasalnya, ongkos transportasi dan harga semua barang dan jasa ikut naik. Lagi-lagi, rakyat banyaklah yang susah akibat kenaikan harga BBM.
↓ Read the rest of this entry…